Asesor PAUD

Rentang Gaji: Rp1,5jt - Rp5jt

Tentang Karier

Ini dia info lengkap tentang karier impianmu. Yuk, kenalan lebih dekat!

Asesor adalah seseorang yang mempunyai klasifikasi dan kompetensi yang relevan dengan tugas untuk melaksanakan akreditasi terhadap kelayakan program dalam satuan PAUD dan PNF, baik secara perorangan maupun sebagai bagian dari tim akreditasi sesuai dengan persyaratan dan tugas yang ditetapkan oleh BAN PAUD dan PNF

Jabatan

Ini dia jabatan yang tersedia di karier ini. Kamu bisa memilih jabatan yang sesuai dengan minatmu.

Karyawan BAN PAUD Asesor Kemampuan Bekerja Asesor Satuan Pendidikan

Rekomendasi Jurusan

Rekomendasi jurusan kuliah di Program Studi ini, lengkap dengan prospek karier untuk masa depanmu

Lihat Jurusan Lainnya

Rekomendasi Kampus

Temukan beragam kampus yang sesuai dengan karier ini.

university
Negeri
logo
Universitas Tanjungpura
Universitas Tanjungpura didirikan pada tanggal 20 Mei 1959 dengan nama Universitas Daya Nasional di bawah naungan Yayasan Perguruan Tinggi Daya Nasional sebagai sebuah universitas swasta. Pendirinya merupakan tokoh-tokoh politik dan pemuka masyarakat Kalimantan Barat, yang dikoordinasikan langsung oleh Oevaang Oeraay. Pada saat berdiri universitas ini memiliki dua fakultas yaitu Fakultas Hukum dan Fakultas Tata Niaga. Para tenaga pengajar pada masa-masa tersebut adalah para sarjana dan sarjana muda yang terdapat di daerah Kalimantan Barat.[2] Status Universitas Daya Nasional berubah menjadi Universitas Negeri Pontianak berdasarkan Surat Keputusan Menteri PTIP Nomor 53 Tahun 1963 Tanggal 16 Mei 1963. Namun tanggal peringatan penetapan status universitas negeri ditetapkan 20 Mei 1963 dengan nama Universitas Negeri Pontianak dan ditandai pula dengan dibukanya dua fakultas baru yaitu Fakultas Pertanian dan Fakultas Teknik serta perubahan nama Fakultas Tata Niaga menjadi Fakultas Ekonomi. Sejalan dengan situasi politik RI tahun 1965, nama universitas diubah menjadi Universitas Dwikora (berdasarkan Surat Keputusan Presiden RI Nomor 278 Tahun 1965 tanggal 14 September 1965), sekaligus menandai pembukaan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (Fisipol).[3] Akhirnya nama Universitas Dwikora berganti lagi menjadi Universitas Tanjungpura (Untan), berdasarkan Surat Keputusan Presiden RI Nomor 171 Tahun 1967. Nama Universitas Tanjungpura ini berasal dari nama Kerajaan Tanjungpura yang terletak di Kalimantan Barat. Hingga saat ini, Untan telah memiliki sembilan Fakultas dengan jenjang pendidikan hingga doktoral (S3) serta memiliki Rumah Sakit Universitas Tanjungpura.
university
Swasta
logo
Institut Agama Islam Tasikmalaya
Institut Agama Islam Tasikmalaya (IAIT) merupakan nama yang digunakan sejak tahun 2021 berdasarkan SK Menteri Agama RI Nomor 1207 tahun 2021. Sebelumnya ia bernama Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Tasikmalaya yang disingkat STAI Tasikmalaya. STAI Tasikmalaya merupakan nama yang digunakan sejak tahun 1995 berdasarkan SK Menteri Agama RI Nomor 315 tahun 1995. Sebelumnya ia bernama Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah (STIT) Tasikmalaya yang disingkat STIT Tasikmalaya. Nama STIT Tasikmalaya tersebut digunakan sejak tahun 1988 berdasarkan SK Menteri Agama RI Nomor 219 tahun 1988. STIT Tasikmalaya yang kemudian menjadi STAI Tasikmalaya tersebut, sejak tahun 1988 menyelenggarakan Program Sarjana (S1) yang sebelumnya, sesuai ketentuan yang berlaku waktu itu, hanya menyelenggarakan Program Sarjana Muda. Institut Agama Islam Tasikmalaya (IAIT), yang sebelumnya bernama STIT Tasikmalaya tersebut, merupakan kelanjutan dari Fakultas Tarbiyah YPPI Tasikmalaya yang berdiri pada tahun 1974 dan mendapat pengesahan Menteri Agama RI pada tahun 1975 dengan SK Nomor : Kep/D.14/176/1975 tertanggal 27 Juni 1975. Pada waktu itu hingga tahun 1987, Fakultas Tarbiyah menyelenggarakan Program Sarjana Muda. Perubahan nama tersebut merupakan adaptasi atas Peraturan Menteri Agama RI yang mengharuskan PTAIS mengakhiri penyelenggaraan program sarjana muda dan harus diganti dengan program sarjana (S.1) sebagaimana teruang pada surat edaran Direktur Direktorat Jenderal Pembinaan Kelembagaan (Binbaga) Departemen Agama RI Nomor : E/PO.009/ED/AZ/32/1987 tertanggal 27 Oktober 1987. Pembenahan dan peningkatan penyelenggaraan program studi terus dilakukan, terutama sejak dibukanya program S. 1 pada tahun 1988, sehingga pada tahun 1991, STIT ( Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah) Tasikmalaya ini mendapat peningkatan status menjadi Diakui berdasarkan SK Menteri Agama RI Nomor 201 tahun 1991 yang kemudian diperpanjang melalui SK Menteri Agama RI Nomor 315 tahun 1995. Sejak membuka program S.1 pada tahun 1988, STIT (Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah) Tasikmalaya menyelenggarakan satu jurusan yaitu Pendidikan Agama Islam (PAI). Kemudian pada tahun 1995, sesuai tuntutan peraturan waktu itu berkenaan dengan keharusan pemakaian nama STAI (Sekolah Tinggi Agama Islam), dengan memiliki minimal dua jurusan bagi sekolah tinggi di lingkungan Departemen Agama RI, maka seiring dengan perubahan nama dan STIT menjadi STAI sejak tahun 1995 tersebut dibuka jurusan Akhwal al Syakhsyiyyah (AS/Syari’ah) hingga sekarang. Sejak berdirinya pada tahun 1974 sampai dengan tahun 1988 Sekolah Tinggi ini bernama Fakultas Tarbiyah YPPI Tasikmalaya dengan Program Sarjana Muda. Sejak tahun 1988 (bersamaan dengan dimulainya Program Sarjana S.1) sampai dengan tahun 1995 memakai nama Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah (STIT) Tasikmalaya. Kini sekolah tinggi ini bernama Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Tasikmalaya. STIT menjadi STAI dilakukan melalui Surat Keputusan Menteri Agama RI Nomor 315 tahun 1995. Mulai tahun 1999 telah dibuka program Diploma D2 PGTKI, PGSDI dan PGPAI. Sesuai dengan tuntutan BAN-PT, STAI Tasikmalaya telah diakreditasi dengan nilai B untuk jurusan PAI dan nilai C untuk jurusan Ahwal al Syakhsyiyyah (AS) berdasarkan Surat Keputusan Nomor : 012 BAN-PT/AK-IV/2000 tanggal 23 Juni 2000. Mulai Tahun Akademik 2003/2004 telah dibuka Program Studi Bahasa Inggris jenjang D3 dan Akta IV yang telah ditutup penyelenggaraannya. Pada tahun 2010, telah dibuka program S1 Manajemen Keuangan Syariah yang telah mengalami penyesuaian nama menjadi Program Ekonomi Syariah, berdasarkan Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Islam Nomor : 702 Tahun 2012. Pada tahun 2015, telah dibuka program S1 Manajemen Pendidikan Islam, S1 Hukum Tata Negara, S1 Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah berdasarkan Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Islam Nomor : 5260 Tahun 2015. Pada tahun 2017, telah dibuka program S1 Pendidikan Islam Anak Usia Dini berdasarkan Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Islam Nomor : 1354 Tahun 2017. Dan pada tahun 2021, telah dibuka program Pasca Sarjana PAI berdasarkan Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Islam Nomor : 60 Tahun 2021. Selanjutnya STAI mendapatkan alih bentuk mengisi Institut Agama Islam Tasikmalaya disingkat IAIT, dengan surat keputusan Menteri Agama Nomor : 1207 Tahun 2021 Sebagai salah satu Perguruan Tingi Agama Islam Swasta (PTAIS) yang berada dalam koordinasi KOPERTAIS (Koordinator Perguruan Tinggi Agama Islam Swasta) Wilayah II Jawa Barat yang berkedudukan di Bandung, kini Institut Agama Islam Tasikmalaya (IAIT) tengah terus berbenah dan berupaya meningkatkan kinerja penyelenggaraan pendidikannya antara lain dengan berbagai langkah evaluasi program studi. Ke depan Institut Agama Islam Tasikmalaya (IAIT) ini diharapkan dapat berkembang menjadi Universitas Agama Islam Tasikmalaya.
university
Negeri
logo
Universitas Negeri Jakarta
Setelah Indonesia merdeka, pemerintah Indonesia merasakan kurangnya tenaga kependidikan di semua jenjang dan jenis lembaga pendidikan. Untuk mengatasi masalah ini pemerintah mendirikan berbagai kursus pendidikan guru. Sekitar tahun 1950-an, pada jenjang di atas pendidikan menengah didirikan B-I, B-II, dan PGSLP yang bertugas menyiapkan guru-guru untuk sekolah lanjutan. Usaha-usaha untuk meningkatkan mutu dan jumlah guru terus dilakukan melalui pendirian Perguruan Tinggi Pendidikan Guru (PTPG) oleh pemerintah melalui Keputusan Menteri P dan K No. 382/Kab tahun 1954. PTPG ini didirikan di empat kota yakni Batusangkar, Manado, Bandung, dan Malang. Dengan demikian terdapat dua macam lembaga pendidikan yang menghasilkan tenaga guru, yaitu Kursus B-I/B-II/PGSLP dan PTPG. Kedua lembaga ini kemudian diintegrasikan menjadi satu lembaga pendidikan melalui berbagai tahap. Pada tahun 1957, PTPG diintegrasikan ke dalam Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan pada universitas terdekat. Berdasarkan PP No. 51 tahun 1958 Fakultas Pedagogik diintegrasikan ke dalam FKIP. Pada tahun 1963, oleh Kementerian Pendidikan Dasar didirikan Institut Pendidikan Guru (IPG) untuk menghasilkan guru sekolah menengah; sementara berdasarkan Keputusan Menteri P dan K No. 6 dan 7, tanggal 8 Pebruari 1961 Kursus B-I dan B-II diintegrasikan ke dalam FKIP (Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan) di bawah Kementerian Pendidikan Tinggi yang juga menghasilkan guru sekolah menengah. Dualisme ini dirasakan kurang efektif dan mengganggu manajemen pendidikan guru. Untuk mengatasi ini maka kursus B-I dan B-II di Jakarta diintegrasikan ke dalam FKIP Universitas Indonesia. Melalui Keputusan Presiden RI No. 1 tahun 1963 tanggal 3 Januari 1963, ditetapkan integrasi sistem kelembagaan pendidikan guru. Salah satu butir pernyataan Keppres tersebut adalah bahwa surat keputusan ini berlaku sejak 16 Mei 1964, yang kemudian dinyatakan sebagai hari lahirnya IKIP Jakarta. FKIP dan IPG diubah menjadi IKIP (Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan). FKIP Universitas Indonesia dan IPG Jakarta diintegrasikan menjadi IKIP Jakarta. Dalam perkembangan selanjutnya IKIP diberi perluasan mandat untuk mengembangkan ilmu kependidikan dan non kependidikan dalam wadah universitas. IKIP Jakarta sejak tanggal 4 Agustus 1999 berubah menjadi Universitas Negeri Jakarta (UNJ) berdasarkan Keppres 093/1999 tanggal 4 Agustus 1999, dan peresmiannya dilaksanakan oleh Presiden Republik Indonesia pada tanggal 31 Agustus 1999 di Istana Negara. Hari jadi Universitas Negeri Jakarta ditetapkan sama dengan hari jadi Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan (IKIP) Jakarta yang merupakan cikal bakal Universitas Negeri Jakarta yaitu pada tanggal 16 Mei 1964.
university
Swasta
logo
Universitas Muhammadiyah Surakarta
Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) adalah lembaga pendidikan tinggi di bawah persyarikatan Muhammadiyah yang berdirii pada 24 Oktober 1981 sebagai perubahan bentuk dari IKIP Muhammadiyah Surakarta.Awalnya, UMS merupakan sebuah Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Muhammadiyah Jakarta cabang Surakarta yang berdiri pada tahun 1958. Saat itu, beberapa jurusan yang dibuka adalah Pendidikan Umum, Ekonomi Umum dan Pendidikan Agama Islam tingkat Sarjana Muda.Setelah mendapatkan ijin berdiri di tahun 1965, FKIP Muhammadiyah Cabang Surakarta menjadi dua lembaga pendidikan tinggi, yaitu Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan (IKIP) Muhammadiyah Surakarta dan Institut Agama Islam Muhammadiyah (IAIM) Surakarta.Dua tahun kemudian, tepatnya pada tahun 1967, IKIP Muhammadiyah Surakarta menambah satu jurusan lagi, yaitu Hukum Sipil. Selain itu, di tahun yang sama, IKIP Muhammadiyah Surakarta mendapat ijin sebagai induk Perguruan Tinggi Muhammadiyah se-Jawa Tengah yang terdiri dari IKIP Muhammadiyah Klaten, Magelang, Kudus, Purwokerto, Kebumen, Wates, Temanggung, Wonogiri, Sukoharjo, Karanganyar, Banjarnegara, Prambanan, Purbalingga, Wonosari, dan Sragen. Setelah berkembang, cabang-cabang tersebut akhirnya berdiri sendiri menjadi perguruan tinggi yang mandiri.Pada tahun 1979, Drs. H. Mohamad Djazman, Rektor IKIP Muhammadiyah Surakarta saat itu memprakarsai berdirinya Universitas Muhammadiyah Surakarta dengan menggabungkan IKIP Muhammadiyah Surakarta dan IAIM Surakarta. Sehingga dua tahun setelahnya, 1981, IKIP Muhammadiyah Surakarta berganti nama menjadi Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS). Saat itu, UMS mengelola beberapa fakultas, seperti Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP), Fakultas Ekonomi, Fakultas Hukum, Fakultas Teknik, dan Fakultas Agama Islam (FAI). Kemudian, sejalan dengan tuntutan dan kebutuhan zaman, saat ini UMS terus menambah dan menghadirkan program studi yang unggul pada jenjang S1, S2 hingga S3.
university
Swasta
logo
STT EKUMENE JAKARTA
Sejarah STT Ekumene setidaknya sudah dimulai sejak 2012 dibawah kepengurusan dari beberapa hamba Tuhan yang memiliki kerinduan untuk memajukan pendidikan teologi Kristen. Pada masa itu kepengurusan STT Ekumene berada dibawah kepemimpinan dari Dr. Wempie Jules Lintuuran. Anggotanya terdiri dari Dr. Imron Widjaja, Dr. Kurnia Putrawan, Dr. Mikha Agus Widyanto, dan Dr. Lionarto Erson Jayadi. Pada masa itu STT Ekumene berada dibawah naungan Yayasan Jalan Lurus, yang diketuai oleh Dr. Sony Paago. Pada 2012 tersebut STT Ekumene mendapatkan ijin penyelenggaraan pendidikan program studi sarjana pendidikan agama Kristen (S1 PAK). Seiring dengan kemajuannya kemudian pemberian ijin tersebut dilanjutkan dengan kepercayaan dari pemerintah kepada STT Ekumene untuk menyelenggarakan pendidikan program studi magister pendidikan agama Kristen (S2 PAK0, bahkan juga ijin penyelenggaraan pendidikan program studi doktor teologi (S3 Teologi). Ditambah lagi pada 2015 STT Ekumene diberikan ijin penyelenggaraan pendidikan program studi magister teologi (S2 Teologi). Standar pengembangan dan mutu pendidikan yang digunakan oleh STT Ekumene tunduk pada standar akreditasi yang diselenggarakan oleh Badan Akreditasi Nasional Pendidikan Tinggi (BAN-PT) sebagai lembaga yang ditugaskan oleh Kementrian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi untuk menilai kualitas penyelenggaraan pendidikan. Atas karunia dari Allah Bapa dan sebagai hasil dari kerja keras serta determinasi para pendidik di STT Ekumene, BAN-PT memberikan nilai lulus terakreditasi penyelenggaraan program studi S1 PAK pada 2014, S2 PAK 2015, dan S3 Teologi pada 2017. Pada 2019 berdiri sebuah sinode baru yang disebut dengan Sinode Gereja Suara Kebenaran Injil (GSKI) dengan jumlah anggota jemaat tercatat pada 2018 sudah mencapai dua puluh ribu jemaat dan masih terus bekembang dengan pesat. Perkembangan yang demikian pesat sehingga dalam waktu yang tidak terlalu lama diperkirakan akan segera membutuhkan pelayan-pelayan jemaat yang memiliki pengetahuan teologi yang memadai. Pendirian GSKI sendiri bermula dengan kerinduan dari Pdt. Dr. Erastus Sabdono untuk mengembalikan pewartaan firman Tuhan secara konsekuen dan konsisten pada tiga pilar utama. Yaitu kesucian hidup, semangat hidup yang diarahkan kepada langit baru dan bumi baru, serta kehidupan yang bertanggung jawab dengan memaksimalkan potensi yang sepenuhnya dipersembahkan bagi kepentingan Tuhan. Ditemukan kesamaan visi antara STT Ekumene dengan GSKI sehingga kemudian pada 2019 dibentuklah sebuah yayasan yang disebut dengan Yayasan Jalan Kebenaran. Yayasan yang baru dibentuk ini selanjutnya membawahi dan menjadi pemilik STT Ekumene. Dibawah kepemilikan dan manajemen yang baru diharapkan agar pengajaran firman Tuhan di GSKI yang sudah mulai dilaksanakan pada 2000 dan tersebar dalam berbagai bentuk pengajaran, antara lain: literatur, radio FM dan AM, televisi, internet, radio streaming, juga melalui berbagai acara-acara rohani, seperti pertemuan-pertemuan ibadah, Kebaktian Kebangunan Rohani, dan sejenisnya, serta melalui acara-acara yang berkualifikasi akademik seperti seminar, pengajaran di sekolah tinggi teologi, dan lain sebagainya, dapat diformulasisasikan dalam sebuah pendidikan formal. Sehingga pada akhirnya semakin disebarluaskan secara maksimal sehingga dapat dikenal secara utuh oleh masyarakat luas. Lagipula diharapkan bahwa STT Ekumene akan menjadi tempat bagi sarjana-sarjana teologi yang tidak hanya memiliki pengetahuan teologi, tetapi juga menghasilkan sarjana teologi yang mampu memeragakan kehidupan Yesus secara nyata. Mampu bersosialisasi dengan baik bukan hanya dengan sesama warga Kristen, tapi juga mampu bersosialisasi dengan seluruh masyarakat Indonesia yang majemuk. STT Ekumene mendidik para mahasiswanya untuk dapat mencapai idealisme pendidikan tersebut. Pada akhirnya disadari dan diketahu bahwa dewasa ini tenaga ahli bidang teologi yang memiliki jenjang fungsional sebagai guru besar, atau profesor, masih sangat sedikit. Menyadari kekurangan tersebut, STT EKUMENE memfasilitasi para peneliti Kristiani untuk dapat menghasilkan karya-karya ilmiah di bidang teologi, supaya dapat mencapai jenjang fungsional sebagai guru besar tersebut. Dengan alasan-alasan tersebut di atas, para hamba Tuhan di lingkungan Sinode GSKI mengusahakan dan memperjuangkan berdirinya STT Ekumene di bawah Yayasan Jalan Kebenaran, guna mendukung pelayanan pekerjaan Tuhan di muka bumi.
Lihat Kampus Lainnya

Yuk ikuti Tes Potensi di Maukuliah.id

Banyak tes yang bisa kamu ikuti untuk mengetahui potensi dirimu. Yuk, ikuti tesnya!
Mulai Tes Sekarang
Menu
Profil
Riwayat