Teater Musikal UKI “Faith and Hope”: Berjalan Bers...

17 November 2025 • Oleh Universitas Kristen Indonesia

Berkisah sekelompok anak jalanan hidup keras di bawah kolong jembatan, dipimpin oleh seorang wanita bernama Jasmine. Di tengah ketidakadilan sosial dan ketamakan pemerintah, seorang bayi terlantar ditemukan dan diberi nama Hope.


Hope menjadi simbol harapan baru bagi mereka yang tersingkirkan. Namun saat Hope tumbuh, ia harus menghadapi kerasnya hidup di jalanan dan rahasia besar tentang asal-usulnya yang perlahan terungkap.


Hope yang hampir dijatuhi hukuman mati namun berhasil diselamatkan oleh ayah dan ibu kandungnya. Sebuah akhir yang manis sebagai pembuktian kebenaran akan menguji arti sejati dari iman, harapan dan kasih.

Teater KAKI Universitas Kristen Indonesia (UKI) bekerja sama dengan Connection Production dan Blu BCA, mempersembahkan pertunjukan Faith and Hope. Pementasan yang berlangsung di Aula Gedung AB UKI Jakarta, pada tanggal 16 Mei 2025, melibatkan Susanne A.H. Sitohang, M.A. (Dekan Fakultas Sastra dan Bahasa UKI), selaku executive producer. Susanne Sitohang, merupakan salah satu penggagas awal berdirinya Teater KAKI ini.


Teater KAKI diresmikan oleh Rektor UKI pada tanggal 31 Mei 2018. Pentas besar Teater Kaki 2025, ‘Faith and Hope: Berjalan Bersama-sama Berlari Mengejar Mimpi’, adalah produksi ke-6 dari Teater KAKI.

Pertunjukkan ini melibatkan berbagai pihak yang ahli di bidangnya seperti Venantius Vladimir Ivan selaku sutradara, Selaras Wati Luahambowo (mahasiswa Fakultas Sastra dan Bahasa UKI) selaku show producer dan Rangga Pranendra sebagai music director. Pementasan yang melibatkan 66 pemain dan tim produksi ini telah dipersiapkan selama lima bulan.

Susanne Sitohang menjelaskan bahwa para pemain dan kru mampu berkolaborasi dengan baik. “Teater KAKI adalah wadah bagi mahasiswa UKI untuk mengembangkan bakat dalam dunia seni peran, menjadi wadah untuk membangun rasa percaya diri serta menjadi komunitas positif dalam mengembangkan talenta,” ujarnya ketika ditemui saat pementasan Teater.


Teater KAKI UKI berhasil membuktikan bahwa mahasiswa UKI memberikan pementasan yang memuaskan dari segi audio dan visual. Dari segi moral cerita, banyak pesan yang bisa kita dapatkan dari pementasan ini.

“Dengan mengikuti Unit Kegiatan Mahasiswa, Teater Kaki, mahasiswa UKI terus membawa semangat seni melalui berbagai pertunjukkan teater. Mahasiswa UKI belajar berperan sebagai pemain, penyanyi, musisi, penari, penata suara, penata cahaya, tata rias dan tata busana,” jelas Susanne.


“Kolaborasi drama, tarian, nyanyian dan musik ini merupakan pertunjukan yang menggugah hati dan jiwa, penuh pesan tentang iman dan harapan. Faith and Hope bukan hanya pertunjukan, ini adalah perjalanan hati dan cerminan hidup. Teater KAKI mengajak penontonnya untuk menangis, merenung dan tertawa,” tambahnya.


sumber : mnctrijaya.com

Artikel Lainya

Baca tips dan berita seputar perkuliahan untuk mendukung persiapan kuliahmu

article
Mahasiswa UKI Ikuti...
17 Nov 2025
Jakarta – Dua mahasiswa Universitas Kristen Indonesia (UKI) terpilih untuk mengikuti The Association of Christian Universities and Colleges in Asia (ACUCA) Student Camp 2025 yang akan diselenggarakan di Doshisha University, Jepang, pada 18–22 Agustus 2025.Mereka adalah Alexander Matthew dari Fakultas Hukum dan Rian Sitepu dari Program Studi Hubungan Internasional, FISIPOL UKI. Keduanya berhasil lolos melalui proses seleksi yang diadakan oleh Kantor Urusan Internasional (KUI) UKI.Wakil Rektor bidang Kemahasiswaan dan Kerja Sama, Dr. Ied Veda Rimrosa Sitepu, menyampaikan apresiasinya dalam acara Onboarding Ceremony for UKI Awardees ACUCA Student Camp 2025 yang berlangsung pada 13 Agustus di Ruang Sidang Rektor UKI Jakarta.“Kami berharap para mahasiswa UKI dapat memperoleh pengalaman akademik dan non-akademik di tingkat internasional. Sepulangnya dari Jepang, kami ingin mereka menjadi inspirasi positif bagi mahasiswa lainnya,” ujar Dr. Ied.Kegiatan ACUCA Student Camp merupakan acara dua tahunan yang mengajak mahasiswa untuk merenungkan misi kekristenan dan mengeksplorasi relevansinya di kehidupan kampus. Tahun ini, tema yang diangkat adalah “Christianity and AI: Faith, Environment, and Human Well-Being.”Menurut Kepala UPT KUI UKI, Benedicta Stella Fortunae, M.Hum., peserta akan mengikuti serangkaian kegiatan seperti diskusi kelompok mengenai iman Kristiani dan kecerdasan buatan (Artificial Intelligence), presentasi, serta pertukaran budaya antarnegara.Salah satu peserta, Alexander Matthew, menyampaikan rasa syukurnya atas kesempatan yang diberikan.“Saya berharap dapat memperoleh wawasan baru, pengalaman pertukaran budaya, serta membangun jejaring pertemanan internasional. Kami juga ingin membawa dan mengenalkan nilai-nilai UKI dalam kegiatan ini,” ujar Alexander.Kepala Biro Humas UKI, Heribertus Adol Bastian P. Abul, S.Sos., yang juga merupakan alumni ACUCA pertama di UKI, turut memberikan pesan kepada para peserta.“Jagalah sikap rendah hati sebagai bagian dari nilai-nilai UKI. Jalinlah relasi dengan mahasiswa dari negara lain, karena dari sana akan terbuka banyak peluang,” ujarnya.“Jangan lupa untuk bertukar identitas dan kontak serta pelajari kebudayaan negara lain,” tambahnya.Acara onboarding ini juga dihadiri oleh para orang tua mahasiswa terpilih serta jajaran pimpinan dari Fakultas Hukum dan FISIPOL UKI.
Baca Selengkapnya
article
Mahasiswa UKI Wujudk...
17 Nov 2025
Mahasiswa Universitas Kristen Indonesia (UKI) menunjukkan kepedulian terhadap pelestarian lingkungan melalui kegiatan tanam pohon kelor dan aksi cabut paku dari pepohonan di area kampus UKI, Cawang, Jakarta, Sabtu (14/06/2025).Kegiatan ini merupakan bagian dari implementasi Mata Kuliah Kebangsaan, untuk kelompok dengan subtema pelestarian lingkungan hidup (ekologi). Sementara itu subtema lainnya, yakni: modernisasi agama, serta numerisasi dan literasi. Kegiatan ini diikuti oleh mahasiswa dari berbagai fakultas, seperti Fakultas Hukum, Fakultas Vokasi, dan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIPOL).Menanam Harapan lewat KelorMenurut dosen pembimbing dari kelompok ekologi Rudy Sondang Sinaga, S.Pd., S.E., M.M, yang juga Ketua Program Studi Manajemen Pajak UKI, aksi tanam pohon dan cabut paku dari batang pohon menjadi bagian dari kontribusi mahasiswa terhadap isu global warming dan pencemaran udara.“Hari ini mahasiswa menanam pohon kelor dan mencabut paku dari pohon-pohon di sekitar kampus UKI. Ini bagian dari proyek kebangsaan bertema ekologi dalam rangka green economy. Tentunya memang mahasiswa harus dididik sejak dini agar peduli terhadap lingkungan,” jelas Rudy.Pemilihan pohon kelor juga bukan tanpa alasan. Selain memiliki nilai ekologis, kelor juga kaya manfaat kesehatan dan gizi, termasuk untuk pencegahan stunting. “Daun kelor sangat luar biasa, banyak vitamin dan gizi. Bisa menjadi sayur, bahkan bermanfaat sebagai anti-stunting,” tambahnya.Rudy juga menyoroti pentingnya aksi kecil seperti mencabut paku dari pohon-pohon di lingkungan kampus UKI. “Kita ingin merawat, agar pertumbuhan pohon tetap optimal,” ujarnya.Suara Mahasiswa: Kelor untuk Masa DepanSemangat serupa juga disampaikan oleh perwakilan mahasiswa, Alen Semzola Purba, Ketua Program Pengabdian kepada Masyarakat dari Prodi Manajemen Pajak Angkatan 2023. Alen mengungkapkan rasa bangganya bisa terlibat langsung dalam kegiatan yang berdampak nyata terhadap lingkungan.“Kami sepakat menanam pohon yang berguna. Kelor ini banyak manfaatnya, untuk jantung, kanker, dan lainnya. Ini bukan hanya untuk lingkungan kampus, tapi juga untuk kesehatan masyarakat,” ujarnya.Selain fungsi ekologis seperti menyerap karbon dan mengurangi polusi udara, Alen juga melihat potensi pohon kelor sebagai sumber ketenangan psikologis bagi mahasiswa. “Kalau sudah besar, pohon ini bisa menjadi tempat bersantai mahasiswa yang sedang stres. Sangat penting untuk kenyamanan kampus,” tambahnya.Dalam proposal kegiatan yang dibuat kelompoknya, Alen menyebutkan bahwa aksi ini bukan hanya berdampak pada lingkungan, tetapi juga sosial dan edukatif. Ia berharap gerakan serupa bisa dilakukan di lahan-lahan kosong di luar kampus untuk mengurangi risiko bencana seperti longsor, serta mengedukasi masyarakat tentang manfaat pohon kelor.Langkah Kecil, Dampak BesarKegiatan ini menjadi bagian dari implementasi nyata nilai-nilai kebangsaan dalam konteks kekinian, khususnya melalui pendekatan green economy yang mengedepankan keberlanjutan. Rudy Sondang berharap kegiatan ini menginspirasi generasi muda untuk berperan aktif dalam menciptakan lingkungan hidup yang lebih sehat.“Air Quality Index di Jakarta dan Indonesia pada umumnya sudah berulang kali tidak sehat. Mahasiswa harus menjadi bagian dari solusi, bukan hanya bicara teori,” tegasnya.Dengan semangat kolaboratif antar fakultas dan orientasi pada perubahan jangka panjang, kegiatan ini membuktikan bahwa pendidikan kebangsaan tidak harus melulu di ruang kelas, tetapi bisa diwujudkan secara konkret dan berdampak luas—mulai dari kampus UKI, hingga ke masyarakat luas.sumber : radiopelitakasih.com
Baca Selengkapnya
Menu
Profil
Riwayat