Universitas LIA Benchmarking Kurikulum ke ITB
21 Juni 2024 • Oleh Universitas LIA
Universitas LIA melakukan studi banding ke Institut Teknologi Bandung (ITB) pada Selasa, 21 Mei 2024, dan membahas pengembangan kurikulum Program Studi Informatika, Sistem Informasi, Bisnis Digital dan Desain Komunikasi Visual yang akan dikhususkan pada bidang kecerdasan buatan (Artficial Intelligence).
Bertempat di Sekolah Teknik Elektro dan Informatika ITB, delegasi Universitas LIA yang dipimpin oleh Rektor, Dr. Siti Yulidhar Harunasari, mendapatkan pendampingan langsung dari para guru besar ITB, yakni Prof. Budi Raharjo, Prof. Bambang Riyanto, dan Prof. Suhono Harso Supangkat, yang merupakan ahli di bidang kecerdasan buatan (AI) dan information security. Diskusi ini juga dihadiri oleh Muhammad Arief Hidajat, perwakilan dunia industri, alumni ITB sekaligus dosen praktisi Universitas LIA yang merupakan pakar di bidang telekomunikasi dan IT. Dalam kesempatan tersebut, para koordinator program studi dan dosen Universitas LIA, mendapatkan bimbingan intensif terkait pengembangan kurikulum yang relevan dengan perkembangan teknologi dan kebutuhan industri saat ini.
Dr. Siti Yulidhar Harunasari menegaskan, "Kegiatan studi banding ini adalah langkah strategis UL untuk memastikan bahwa kurikulum yang dikembangkan mampu menghasilkan lulusan yang kompeten dan mampu bersaing di dunia kerja. Benchmarking kepada ITB akan memberikan perspektif baru tentang best practice pendidikan teknologi informasi, mulai dari proses pembelajaran hingga ke output kurikulumnya.”
Prof. Budi Raharjo dalam diskusi tersebut menambahkan, "Kurikulum yang dikembangkan universitas LIA sudah on the right track. AI hingga saat ini akan menjadi pengetahuan yang tidak akan pernah usang. Penambahan edge computing di samping cloud computing yang menjadi keutamaan juga akan melengkapi kompetensi lulusan.
Budi juga mengingatkan bahwa hasil survey menunjukkan bahwa kemampuan berkomunikasi dalam bahasa asing selama ini merupakan kekurangan nomer satu bagi SDM Indonesia. Oleh karena itu, kompetensi tambahan seperti Bahasa Inggris dan Bahasa Jepang yang menjadi ciri khusus lulusan UL yang memang sejak lama dikenal dengan kekuatannya di bidang bahasa akan menjadi nilai tambah. Budi pun sangat mendorong pelibatan dunia industri dalam pengembangan kurikulum UL sebagaimana yang dilakukan UL selama ini.”
Sejalan dengan Budi, Prof Bambang Riyanto juga memberikan respon positifnya terhadap kompetensi UI/UX dan AI yang diintegrasikan dalam kurikulum Prodi Bisnis Digital dan DKV. Kemampuan penggunaan AI dalam desain dan proses bisnis akan memberikan nilai tambah tersendiri bagi kompetensi lulusan.
Melalui benchmarking di bidang kurikulum ini, diharapkan Universitas LIA dapat memperkuat posisinya sebagai kampus swasta di Jakarta yang selalu berinovasi dan berkomitmen pada peningkatan mutu pendidikan. Universitas LIA yang mengusung konsep Langtechpreneur ini akan mencetak lulusan yang memiliki kompetensi yang relevan dengan perkembangan teknologi, memiliki jiwa kewirausahaan, dan siap menghadapi persaingan global dengan kemampuan komunikasi bisnisnya.