Pekerja Sosial

Rentang Gaji: Rp3jt - Rp15jt

Tentang Karier

Ini dia info lengkap tentang karier impianmu. Yuk, kenalan lebih dekat!

"Pekerja sosial adalah seorang profesional yang berdedikasi untuk membantu dan mendukung individu, keluarga, atau kelompok masyarakat yang menghadapi berbagai tantangan dan masalah sosial. Fokus utama dari pekerja sosial adalah meningkatkan kesejahteraan dan kualitas hidup orang-orang yang mereka layani. Profesi pekerja sosial melibatkan intervensi langsung, pemberdayaan, pendampingan, dan advokasi untuk menciptakan perubahan positif dalam kehidupan klien mereka. Pekerja sosial dapat bekerja dengan individu, keluarga, atau kelompok masyarakat yang menghadapi berbagai tantangan, seperti kemiskinan, pelecehan, gangguan mental, kecanduan, atau masalah keluarga. Tujuan utama dari tugas pekerja sosial adalah membantu klien untuk mengidentifikasi dan memanfaatkan sumber daya internal dan eksternal agar dapat mengatasi masalah dan mencapai potensi penuh mereka. Terdapat beberapa bidang untuk pekerjaan sosial diantaranya bidang kesehatan, kesejahteraan anak dan keluarga, keberlanjutan sosial. Pekerja sosial memiliki metode bekerja seperti terlibat dalam layanan konseling atau terapi untuk membantu individu atau keluarga mengatasi masalah psikososial.Pekerja sosial bekerja di berbagai konteks, termasuk rumah sakit, sekolah, lembaga pemerintah, lembaga nirlaba, dan lembaga swasta. Profesi ini menuntut keterampilan interpersonal yang baik, empati, dan keterampilan pemecahan masalah untuk mendukung orang-orang yang mereka layani."

Jabatan

Ini dia jabatan yang tersedia di karier ini. Kamu bisa memilih jabatan yang sesuai dengan minatmu.

Asisten Sosial Pekerja Sosial Lapangan Pekerja Sosial Klinis Pekerja Sosial Pendidikan Pekerja Sosial Medis

Rekomendasi Jurusan

Rekomendasi jurusan kuliah di Program Studi ini, lengkap dengan prospek karier untuk masa depanmu

Lihat Jurusan Lainnya

Rekomendasi Kampus

Temukan beragam kampus yang sesuai dengan karier ini.

university
Swasta
logo
STT EKUMENE JAKARTA
Sejarah STT Ekumene setidaknya sudah dimulai sejak 2012 dibawah kepengurusan dari beberapa hamba Tuhan yang memiliki kerinduan untuk memajukan pendidikan teologi Kristen. Pada masa itu kepengurusan STT Ekumene berada dibawah kepemimpinan dari Dr. Wempie Jules Lintuuran. Anggotanya terdiri dari Dr. Imron Widjaja, Dr. Kurnia Putrawan, Dr. Mikha Agus Widyanto, dan Dr. Lionarto Erson Jayadi. Pada masa itu STT Ekumene berada dibawah naungan Yayasan Jalan Lurus, yang diketuai oleh Dr. Sony Paago. Pada 2012 tersebut STT Ekumene mendapatkan ijin penyelenggaraan pendidikan program studi sarjana pendidikan agama Kristen (S1 PAK). Seiring dengan kemajuannya kemudian pemberian ijin tersebut dilanjutkan dengan kepercayaan dari pemerintah kepada STT Ekumene untuk menyelenggarakan pendidikan program studi magister pendidikan agama Kristen (S2 PAK0, bahkan juga ijin penyelenggaraan pendidikan program studi doktor teologi (S3 Teologi). Ditambah lagi pada 2015 STT Ekumene diberikan ijin penyelenggaraan pendidikan program studi magister teologi (S2 Teologi). Standar pengembangan dan mutu pendidikan yang digunakan oleh STT Ekumene tunduk pada standar akreditasi yang diselenggarakan oleh Badan Akreditasi Nasional Pendidikan Tinggi (BAN-PT) sebagai lembaga yang ditugaskan oleh Kementrian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi untuk menilai kualitas penyelenggaraan pendidikan. Atas karunia dari Allah Bapa dan sebagai hasil dari kerja keras serta determinasi para pendidik di STT Ekumene, BAN-PT memberikan nilai lulus terakreditasi penyelenggaraan program studi S1 PAK pada 2014, S2 PAK 2015, dan S3 Teologi pada 2017. Pada 2019 berdiri sebuah sinode baru yang disebut dengan Sinode Gereja Suara Kebenaran Injil (GSKI) dengan jumlah anggota jemaat tercatat pada 2018 sudah mencapai dua puluh ribu jemaat dan masih terus bekembang dengan pesat. Perkembangan yang demikian pesat sehingga dalam waktu yang tidak terlalu lama diperkirakan akan segera membutuhkan pelayan-pelayan jemaat yang memiliki pengetahuan teologi yang memadai. Pendirian GSKI sendiri bermula dengan kerinduan dari Pdt. Dr. Erastus Sabdono untuk mengembalikan pewartaan firman Tuhan secara konsekuen dan konsisten pada tiga pilar utama. Yaitu kesucian hidup, semangat hidup yang diarahkan kepada langit baru dan bumi baru, serta kehidupan yang bertanggung jawab dengan memaksimalkan potensi yang sepenuhnya dipersembahkan bagi kepentingan Tuhan. Ditemukan kesamaan visi antara STT Ekumene dengan GSKI sehingga kemudian pada 2019 dibentuklah sebuah yayasan yang disebut dengan Yayasan Jalan Kebenaran. Yayasan yang baru dibentuk ini selanjutnya membawahi dan menjadi pemilik STT Ekumene. Dibawah kepemilikan dan manajemen yang baru diharapkan agar pengajaran firman Tuhan di GSKI yang sudah mulai dilaksanakan pada 2000 dan tersebar dalam berbagai bentuk pengajaran, antara lain: literatur, radio FM dan AM, televisi, internet, radio streaming, juga melalui berbagai acara-acara rohani, seperti pertemuan-pertemuan ibadah, Kebaktian Kebangunan Rohani, dan sejenisnya, serta melalui acara-acara yang berkualifikasi akademik seperti seminar, pengajaran di sekolah tinggi teologi, dan lain sebagainya, dapat diformulasisasikan dalam sebuah pendidikan formal. Sehingga pada akhirnya semakin disebarluaskan secara maksimal sehingga dapat dikenal secara utuh oleh masyarakat luas. Lagipula diharapkan bahwa STT Ekumene akan menjadi tempat bagi sarjana-sarjana teologi yang tidak hanya memiliki pengetahuan teologi, tetapi juga menghasilkan sarjana teologi yang mampu memeragakan kehidupan Yesus secara nyata. Mampu bersosialisasi dengan baik bukan hanya dengan sesama warga Kristen, tapi juga mampu bersosialisasi dengan seluruh masyarakat Indonesia yang majemuk. STT Ekumene mendidik para mahasiswanya untuk dapat mencapai idealisme pendidikan tersebut. Pada akhirnya disadari dan diketahu bahwa dewasa ini tenaga ahli bidang teologi yang memiliki jenjang fungsional sebagai guru besar, atau profesor, masih sangat sedikit. Menyadari kekurangan tersebut, STT EKUMENE memfasilitasi para peneliti Kristiani untuk dapat menghasilkan karya-karya ilmiah di bidang teologi, supaya dapat mencapai jenjang fungsional sebagai guru besar tersebut. Dengan alasan-alasan tersebut di atas, para hamba Tuhan di lingkungan Sinode GSKI mengusahakan dan memperjuangkan berdirinya STT Ekumene di bawah Yayasan Jalan Kebenaran, guna mendukung pelayanan pekerjaan Tuhan di muka bumi.
university
Negeri
logo
Universitas Tanjungpura
Universitas Tanjungpura didirikan pada tanggal 20 Mei 1959 dengan nama Universitas Daya Nasional di bawah naungan Yayasan Perguruan Tinggi Daya Nasional sebagai sebuah universitas swasta. Pendirinya merupakan tokoh-tokoh politik dan pemuka masyarakat Kalimantan Barat, yang dikoordinasikan langsung oleh Oevaang Oeraay. Pada saat berdiri universitas ini memiliki dua fakultas yaitu Fakultas Hukum dan Fakultas Tata Niaga. Para tenaga pengajar pada masa-masa tersebut adalah para sarjana dan sarjana muda yang terdapat di daerah Kalimantan Barat.[2] Status Universitas Daya Nasional berubah menjadi Universitas Negeri Pontianak berdasarkan Surat Keputusan Menteri PTIP Nomor 53 Tahun 1963 Tanggal 16 Mei 1963. Namun tanggal peringatan penetapan status universitas negeri ditetapkan 20 Mei 1963 dengan nama Universitas Negeri Pontianak dan ditandai pula dengan dibukanya dua fakultas baru yaitu Fakultas Pertanian dan Fakultas Teknik serta perubahan nama Fakultas Tata Niaga menjadi Fakultas Ekonomi. Sejalan dengan situasi politik RI tahun 1965, nama universitas diubah menjadi Universitas Dwikora (berdasarkan Surat Keputusan Presiden RI Nomor 278 Tahun 1965 tanggal 14 September 1965), sekaligus menandai pembukaan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (Fisipol).[3] Akhirnya nama Universitas Dwikora berganti lagi menjadi Universitas Tanjungpura (Untan), berdasarkan Surat Keputusan Presiden RI Nomor 171 Tahun 1967. Nama Universitas Tanjungpura ini berasal dari nama Kerajaan Tanjungpura yang terletak di Kalimantan Barat. Hingga saat ini, Untan telah memiliki sembilan Fakultas dengan jenjang pendidikan hingga doktoral (S3) serta memiliki Rumah Sakit Universitas Tanjungpura.
university
Swasta
logo
Universitas Kristen Duta Wacana
Universitas Kristen Duta Wacana didirikan pada tahun 1985 sebagai pengembangan dari Sekolah Tinggi Theologia (S.T.T.) Duta Wacana. S.T.T. Duta Wacana sendiri didirikan pada tahun 1962 sebagai penggabungan dari Akademi Theologia Jogjakarta dan Sekolah Theologia Bale Wiyata, Malang.S.T.T. Duta Wacana dibentuk sebagai jawaban terhadap harapan gereja-gereja untuk meningkatkan mutu pendidikan para pelayan jemaatnya melalui pendidikan tinggi yang setara dengan universitas. Dalam perjalanannya, S.T.T. Duta Wacana semakin hari semakin mendapat pengakuan dari pemerintah. Pengakuan pemerintah itu nyata melalui peningkatan status yang semula hanya “terdaftar”, pada tahun 1983 menjadi “diakui”. Pada tahun 1982, S.T.T. Duta Wacana bergabung dalam The Assosiation for Theological Education in South East Asia (ATESEA) untuk lebih meningkatkan mutu pendidikannya. Dalam asosiasi tersebut, S.T.T. Duta Wacana pernah mendapatkan akreditasi dengan peringkat terbaik di Asia Tenggara.Gereja semakin memperkokoh dukungannya dengan semakin banyaknya gereja yang bergabung menjadi pendukung S.T.T. Duta Wacana. Kalau pada awalnya S.T.T. Duta Wacana didirikan oleh lima gereja: Sinode Gereja Kristen Jawa (GKJ), Sinode Gereja Kristen Indonesia Jawa Tengah (GKI Jateng), Sinode Gereja Kristen Indonesia Jawa Timur (GKI Jatim), Majelis Agung Greja Kristen Jawi Wetan (GKJW), dan Gereja Injili di Tanah Jawa (GITJ). Di kemudian hari gereja yang mendukung S.T.T. Duta Wacana semakin bertambah dengan bergabungnya Gereja Kristen Sumba (GKS), Sinode Gereja Kristen Indonesia Jawa Barat (GKI Jabar), Sinode Persatuan Gereja-gereja Kristen Muria Indonesia (GKMI), Sinode Gereja Kristen Pasundan (GKP), Sinode Gereja Kristen Protestan di Bali (GKPB), Sinode Gereja Protestan di Indonesia bagian Barat (GPIB), dan Sinode Gereja Kristen Sumatera Bagian Selatan (GKSBS).Gereja-gereja pendiri dan pendukung tersebut menyadari bahwa untuk menjawab kebutuhan akan pendidikan tinggi dalam rangka Pembangunan Nasional S.T.T. Duta Wacana harus diperluas. Pada tanggal 31 Oktober 1985 didirikanlah Universitas Kristen Duta Wacana sebagai perluasan dari S.T.T. Duta Wacana. Pada tahun pertama itu dibuka Fakultas Ekonomi Jurusan Manajemen dan Fakultas Teknik Jurusan Arsitektur. Tahun berikutnya (1986) dibuka satu jurusan lagi pada Fakultas Teknik yaitu Jurusan Teknik Informatika. Pada tahun 1987 didirikan pula Fakultas Biologi Jurusan Biologi Lingkungan. Pada tahun 1991 UKDW membuka program Pasca Sarjana Theologia jenjang S-2. Tahun 2000, Fakultas Ekonomi membuka Jurusan Akuntansi dan tahun 2005 giliran Fakultas Teknik membuka Program Studi Sistem Informasi dan Desain Produk.Tahun 2006 bersama dengan Universitas Islam Sunan Kalijaga dan Universitas Gajah Mada, UKDW membentuk konsorsium studi antar agama yang menawarkan studi jenjang S-3. Program ini dinamakan Indonesia Consortium for Religious Studies (ICRS). Tahun 2009 Fakultas Kedokteran dibuka dengan dua jurusan yaitu Pendidikan Dokter dan Profesi Dokter. Pada tahun 2010 Fakultas Teologi membuka Program Studi S-3 dan 2014 Program Studi Kajian Konflik dan Perdamaian. Pada tahun 2015 Fakultas Arsitektur dan Desain membuka Program Studi Magister Arsitektur. Tahun 2016 Fakultas Bisnis membuka Program Studi Magister Manajemen. Juga pada tahun 2016 UKDW mendirikan Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris. Dengan demikian UKDW memiliki tujuh fakultas (Teologi, Arsitektur, Bioteknologi, Bisnis, Teknologi Informasi, Kedokteran, serta Kependidikan dan Humaniora) dengan tujuh belas program studi yaitu S-1 Teologi, S-2 Teologi, S-2 Kajian Konflik dan Perdamaian, S-3 Teologi, S-3 Studi Antaragama, S-1 Arsitektur, S-1 Desain Produk, S-2 Arsitektur, S-1 Manajemen, S-1 Akuntansi, S-2 Manajemen, S-1 Biologi, S-1 Informatika, S-1 Sistem Informasi, S-1 Kedokteran, Profesi Dokter dan S-1 Pendidikan Bahasa Inggris.
Lihat Kampus Lainnya

Yuk ikuti Tes Potensi di Maukuliah.id

Banyak tes yang bisa kamu ikuti untuk mengetahui potensi dirimu. Yuk, ikuti tesnya!
Mulai Tes Sekarang
Menu
Profil
Riwayat